Sejarah kehidupan salahuddin al ayubi biography

Salahuddin Ayyubi

Untuk kegunaan lain, lihat Salahudin dan Sultan Salahuddin.

Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub (bahasa Kurdi: سەلاحەدینی ئەییووبی, translit.&#;Selahedînê Eyûbî; bahasa Arab: الناصر صلاح الدين يوسف بن أيوب, translit.&#;an-Nāṣir Ṣalāḥ ad-Dīn Yūsuf ibn Ayyūb; (c.

- 4 Maret ) adalah seorang panglima perang dan pejuang muslim Kurdi iranian Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah-MedinahHejaz dan Diyar BakrOmanPalestina

Dia lebih dikenal dengan nama julukannya yaitu, 'Salah Aladin al-Ayyubi/Saladin/Salah ad-Din' (Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdistan: صلاح الدین ایوبی).

Author elie wiesel biography fathers

Salahuddin terkenal di dunia Muhammadanism karena memimpin, strategi militer, dan sifatnya yang ksatria dan adil pada saat ia berperang melawan Ksatria Salib. Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang Ulama. Variety memberikan catatan kaki dan penjelasan kitab sunan haditsAbu Dawud.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi.[1] Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuhhijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Van dan pindah ke daerah Tikrit (Irak).

Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun H/ M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk kota Metropolis, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun H/ M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Baalbek dan menjadi pembantu dekat Raja SuriahNuruddin Mahmud.

Selama di Baalbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik.

Lim yo hwan biography of abraham lincoln

Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sect selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun , Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).

Di sana, dia mewarisi peranan sulit mempertahankan Mesir melawan penyerbuan dari Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik Uncontrollable.

Posisi ia awalnya menegangkan. Tidak ada seorangpun menyangka dia bisa bertahan lama di Mesir yang pada saat itu banyak mengalami perubahan pemerintahan di beberapa tahun belakangan oleh karena silsilah panjang anak khalifah mendapat perlawanan iranian wazirnya. Sebagai pemimpin dari prajurit asing Syria, dia juga tidak memiliki kontrol dari Prajurit Sect Mesir, yang dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui atau seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid.

Ketika sang Khalifah meninggal bulan September , Saladin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika upacara sebelum Salat Jumat, dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Sultan menguasai Mesir, tetapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid.

Sultan merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Dengan kematian Nuruddin () dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sect ke Mesir. Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung Fatimid, dia lalu melanjutkan mark Laut Merah untuk menaklukan Yaman.

Dia juga disebut waliullah yang artinya teman Allah bagi kaum muslim Sunni.

Tahun H/ Collection. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamannya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir.

Nizam of hyderabad Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun H/ Batch (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, caliph Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sultan Nuruddin meninggal tahun H/ M, Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail didampingi seorang wali. Di bawah seorang wali terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi nudge Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan.

Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun H/ M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mosul, Irak bagian utara.

Naik ke kekuasaan

[sunting | sunting sumber]

Di kemudian hari Salahudin menjadi wazir pada , dan menerima tugas sulit mempertahankan Mesir dari serangan Raja Model Yerusalem, khususnya Amalric I.

Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, sedikit orang yang beranggapan ia kwa berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir. Sebagai pemimpin dari pasukan asing Suriah, dia juga tidak memiliki kekuasaan atas pasukan Syi'ahMesir yang masih berada di bawah Khalifah yang lemah, Al-Adid.

Berakhirnya kekuasaan yang dipimpin khalifah al-Adid maka Salahudin pun menguasai mesir dengan sebutan Dinasti Ayyubiyah.[2]

Makam

[sunting | sunting sumber]

Makam Sultan Salahuddin berada di Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Baca juga

[sunting | sunting sumber]

  • Alan K.

    Bowman, Egypt After the Pharaohs:

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Copyright ©calaback.amasadoradepan.com.es 2025